Ada beberapa perbedaan tentang nama asli
Abu Bakar Ash-shidiq. Ada yang menjelaskan nama aslinya adalah Abdullah, Abdul
Ka,bah, ada juga yang mengatakan Atiq.
Lalu dari mana nama Abu Bakar? Nama Abu
Bakar yang artinya adalah “bapak unta” diberikan kepadanya karena kecintaannya
pada unta. Sementara gelar ash-shidiq diberikan oleh Nabi Muhammad kepada Abu
Bakar setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa isra’ mi’raj yang diceritakan
Nabi Muhammad kepada umatnya. Dari situlah disebut Abu Bakar Ash-shidiq.
Abu Bakar memiliki nama lengkap “Abdullah
bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab
bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah
bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan at-Taimi
al-Qurasyi.”
Ayah dan ibu Abu Bakar sama dari kabilah
Bani Taim. Ibunya Bernama Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin
Taim atau biasa di panggil Ummu Khoir.
Nasabnya bertemu dengan nasabnya nabi
Muhammad pada Murrah bin Ka’ab.
Abu Bakar lahir di tahun kedua dari tahun
gajah (tahun 570-571 masehi) atau tahun 573M di kota Mekkah. Abu Bakar terlahir
didalam keluarga kaya raya Bani Thaim dari Suku Quraisy.
Ketika berumur 10 tahun ikut ayahnya dalam
kafilah ke Syam untuk berdagang. Dalam kafilah dagang itu ada juga Muhammad
yang saat itu berusia 12 tahun, 2 tahun lebih tua dari abu bakar. Abu Bakar
sering bepergian dengan kafilahnya ke daerah Yaman, Syam, dan daerah lain. Abu
Bakar menjadi pedagang yang mana itu sudah menjadi bisnis keluarga. Bisnis
inilah yang menjadikannya semakin kaya dan semakin berpengalaman dalam
berdagang.
Bisnis Abu Bakar yang semakin berkembang
mempengaruhi status sosialnya. Abu Bakar diakui sebagai kepala suku meskipun
ayahnya masih hidup.
Abu Bakar tergolong orang yang terpelajar,
dia bisa membaca, menulis, dan menyukai puisi sebagaimana umumnya anak-anak
dari pedagang Mekah yang kaya. Dia memiliki ingatan dan pemahan yang baik
mengenai silsilah dan asal usul suku-suku arab, Sejarah, dan politik mereka.
Ketika masuk islam Abu Bakar menceraikan
istri pertamanya uyang Bernama Qutailah binti Abdul Uzza dikarenakan dia tidak
mau masuk islam juga. Sama seperti Qutailah anak Abu Bakar yang Bernama
Abdurrahman bin Abu Bakar juga tidak mau masuk islam meskipun pada akhirnya
Abdurrahman masuk islam setelah perjanjian Hudaibiyah. Waktu itu semua anak Abu
Bakar selain Abdurrahman masuk islam. Istri Abu Bakar yang Bernama Ummi Ruman
juga mau menerima Islam.
Ketika masuk islam Abu Bakar mengajak
teman-temannya sehingga banyak orang yang masuk islam.
Seperti umumnya orang diawal islam, Abu
Bakar juga mengalami penyiksaan yang dilakukan penduduk Mekkah yang masih
menetapi agama nenek moyang mereka. Abu bakar yang berasal dari kalangan
bangsawan menjadikannya masih dilindungi keluarganya sehingga tidak mengalami
penyiksaan seperti yang dialami oleh orang islam yang berasal dari kalangan
budak. Hal ini mendorong Abu Bakar untuk membeli para budak dari majikannya
kemudian dimerdekakan. Slah satu diantara busak yang dimerdekakan oleh Abu
Bakar adalah Bilal bin Rabah.
Pada tahun 622M nabi Muhammad melakukan
Hijrah dari Mekkah ke Madinah atau waktu itu Bernama Yastrib ditemani Abu Bakar
yang mana saat itu sudah menjadi mertuanya. Aisyah putri Abu Bakar menjadi
istri nabi Muhammad 1 tahun sebelum peristiwa hijrah.
Ketika Nabi Muhammad sakit maka Abu
Bakarlah yang sering ditunjuk oleh nabi Muhammad untuk menggantikannya sebagai
imam sholat.
Ketika Nabi Muhammad wafat, orang-orang
Anshar dan Muhajir berkumpul dihalaman Bani Saidah untuk bermusyawarah menunjuk
kholifah atau pengganti Nabi Muhammad. Waktu itu golongan Anshar baik dari suku
Aus maupun Khazraj bermaksud untuk mengangkat Sa’ad ibnu Ubadah untuk menjadi
khalifah sebab saat itu Sa’ad adalah pimpinan kaum Anshar. Mendengar berita itu
orang-orang muhajir tidak terima dan menemui orang-orang Anshar. Ketika samapi
Abu Bakar segera menyampaikan pidato yang isinya menyarankan agar orang-orang
Anshar memilih salah satu diantara dua tokoh muhajir yaitu Umar bin Khatab atau
Abu Ubaidah.
Kemudian Khabab ibnu al Mundzir mengusulkan
agar orang Anshar dan Muhajir memiliki khalifah semdiri-sendiri. Lantas Umar
bin Khatab pun menolak usulan yang disampaikan oleh Khabab.
Basyir ibnu Sa'ad, seorang yang terpandang
dari golongan Aus berkata "Wahai kaum Anshar, memang kita mempunyai
beberapa kelebihan dalam perjuangan. Namun, ingatlah pekerjaan besar itu kita
kerjakan hanyalah semata-mata mengharapkan ridha Allah dan menaati Nabi kita, bukan karena
mengharapkan yang lain,. Oleh sebab itu, tidaklah pantas kita memanjangkan
mulut menyebut-nyebutkan jasa itu pada manusia. Ingat pula bahwa nabi Muhammad
jelas dari Quraisy, kaumnya lebih berhak menjadi penggantinya untuk memimpin
kita. Jangan bertingkah dengan saudara-saudara kita Muhajirin, jangan
berselisih."
Setelah itu Umar membaiat Abu Bakar dan
diikuti oleh Basyir bin Sa’ad.











